Humanity
Rd. Adityawarman 
Di awal abad
ke-20, atrocities atau
kekerasan masih dalam tahap misleading
(salah kaprah - idea designed to cause an incorrect understanding). Kekerasan masih dipandang sebagai
hal yang wajar terjadi dalam suatu Negara ataupun kehidupan manusia. Pada
dasarnya, terdapat mitos dimana sejarah manusia tidak lepas dari perang,
pembunuhan, kejahatan, dan kekerasan. Sejarah-sejarah kehidupan manusia diceritakan
dalam konsep perang, seperti munculnya Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang
Dingin, Perang Teluk, dan masih banyak lagi perang lainnya yang mencerminkan
bahwa dunia penuh dengan konflik.
Tetapi di balik itu semua, pada masa ini masyarakat Eropa sudah
mulai mengakui adanya otoritas moral dan etika. Hal inilah yang kemudian
melatar belakangi munculnya ‘hukum moral’. Seperti yang dituliskan oleh
Immanuel Kant:
                “…the starry heavend above me and the moral
law within me.”
Dimana dalam pengertian menurut Immanuel Kant bahwa etika,
moral, dan nilai-nilai agama mulai dipertanyakan lagi. Ia juga menulis bahwa humanity itu sendiri merupakan sebuah
harga diri, dimana pengakuan sebagai manusia sangat dibutuhkan setiap individu
dan selalu digunakan hingga akhir waktu. Teori yang diungkapkan oleh Kant
tersebut dikenal sebagai teori moralitas, dimana dalam teori tersebut ia
menyatakan bahwa tindakan moral bukan berarti sekedar melakukan hal yang benar,
tetapi melakukan hal yang benar demi melakukan hal yang benar itu sendiri,
bukan melakukannya karena hal tersebut benar atau cocok menurut diri kita. Sebuah
tindakan bisa dikategorikan sebagai tindakan moral apabila tindakan tersebut
muncul karena amal yang baik yang bisa diuniversalkan sebagai hal yang baik.
Humanity dianggap sebagai landasan
pemikiran mengenai humanitarianisme atau bisa juga didefinisikan sebagai
disiplin ilmu yang berurusan dengan karakteristik budaya seperti bahasa,
sejarah dan filosofi mengenai kemanusiaan. Dan tiga aspek berbeda inilah yang
menjadi alasan adanya manusia. Humanity
juga bisa dianggap sebagai landasan pemikiran dari humanitarianisme, yang
dimana sifat kemanusiaan yang dimiliki oleh seseorang hakekatnya adalah being kind, melakukan segala sesuatunya
dengan pikiran, respect dan memiliki
rasa simpati kepada orang lain. Respect dan
simpati merupakan ‘human response’
atau respon otomatis yang dimiliki setiap manusia. 
S: Sagung Alit Satyari  
Komentar
Posting Komentar