Keterampilan Berkomunikasi dan Bernegoisasi

Kemampuan Negosiasi

Pengertian Negosiasi
Istilah negosiasi berasal bahasa Inggris “negotiation”, dalam pengertian secara umum negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak (Ulinuha, 2013).
Sedangkan Robbins (2003) mengartikan negosiasi adalah sebuah proses yang didalamnya dua pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya menyepakati tingkat kerjasama tersebut bagi mereka. Menurut Jackman (2005) negosiasi adalah sebuah proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai kesepakatan.
Oliver (dalam Purwanto, 2006) menambahkan bahwa negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir.
Negosiasi disebut pula sebagai proses interaktif yang dilakukan untuk mencapai persetujuan. Proses ini melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki pandangan berbeda tetapi ingin mencapai beberapa resolusi bersama (McGuire, 2004).
Sedangkan Modul Garuda Sales Institute mengartikan negosiasi adalah proses untuk mencapai kesepakatan dengan memperkecil perbedaan serta mengembangkan persamaan guna meraih tujuan bersama yang saling menguntungkan.
Negosiasi juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan pembeli sebagai komunikan atau saling bergantian.
Proses komunikasi dalam negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Melibatkan dua pihak, pihak penjual dan pihak pembeli
b. Adanya kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan
c. Kedua belah pihak menjalin kerja sama
d. Adanya kesamaan tujuan kedua belah pihak
e. Untuk mengkongkritkan masalah yang masih abstrak Tim Hindle dalam bukunya Negotiation Skills menyebutkan, Negosiasi adalah keterampilan yang dapat dipelajari oleh setiap orang (Rustono, 2008).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan tujuan yang berbeda melakukan suatu proses timbal balik yang melibatkan pertukaran sesuatu antara dua orang atau lebih hingga mencapai kesepakatan bersama yang menguntungkan semua pihak.

2. Aspek Kemampuan Negosiasi
Menurut Jackman (2005) terdapat empat aspek kemampuan negosiasi yaitu:
a. Kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi.
b. Kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi.
c. Kemampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir. Menyusun strategi negosiasi yang efektif sebelum negosiasi dimulai akan membantu mencapai kesepakatan.
d. Kemampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif. Demi mencapai hasil maksimal sangatlah penting untuk mampu menggunakan kriteria yang obyektif, seperti menganalisis keuntungan dan kerugian dari tawaran yang diberikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan kemampuan negosiasi yang baik dapat memahami dan mengenali aspek kemampuan negosiasi berupa kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi, kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi, kemampuan untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir, kemampuan untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Negosiasi
Mc Guire (2004) mengatakan terdapat tiga faktor utama dalam kemampuan negosiasi yang baik, yaitu:
a. Patience adalah negosiator yang baik menyadari bahwa negosiasi membutuhkan proses, termasuk di dalamnya untuk menghilangkan sekat diantara kedua pihak dan bukan merupakan hasil instan.
b. Self confidence, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan memiliki kepercayaan diri berarti memiliki pula keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan negosiasi.
c. Communication skill, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan melibatkan dua pihak, negosiasi membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar mampu menangkap pesan secara efektif.
Joseph A Devito membagi komunikasi menjadi empat macam yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa. Di dalam masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.
Scott (1985) menyebutkan bahwa terampil, mempunyai motivasi, rasa percaya diri akan kemampuan yang tinggi, kemampuan menyusun rencana, bertindak dengan penuh integritas, mampu berfikir jernih, pendengar yang baik, berempati dan keterampilan berkomunikasi, merupakan hal-hal yang mempengaruhi kemampuan negosiasi seseorang.
Filley (dalam Sepasthika, 2010) menyebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan negosiasi adalah:
a. Kehadiran masing-masing pihak untuk mencapai tujuan. Kehadiran ini merupakan bentuk kerjasama untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan yang terjadi.
b. Kepercayaan diri pribadi untuk memecahkan masalah. Pihak yang percaya bahwa mereka dapat bekerjasama, biasanya mampu melakukan pemecahan masalah dengan kepercayaan dirinya.
c. Kepercayaan terhadap perspektif sendiri dan pihak lain. Pemahaman terhadap masing-masing sudut pandang akan menumbuhkan kepercayaan tersebut, karena saat bernegosiasi masing-masing pihak diharap mampu menerima sikap dan informasi secara akurat dan valid.
d. Motivasi dan komitmen untuk bekerjasama. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam rangka mencapai tujuan negosiasi, masing-masing pihak harus memiliki interest terhadap masalah yang dihadapi secara obyektif dan menunjukkan respon terhadap tuntutan dan kebutuhan masing-masing.
e. Komunikasi yang akurat dan jelas. Merupakan komunikasi yang tidak menimbulkan ambiguitas.
f. Pemahaman akan dinamika negosiasi. Proses negosiasi bersifat dinamis dan fleksibel sehingga masing-masing pihak diharapkan mampu menyesuaikan taktik dan strategi yang digunakan.

B.              Komunikasi Interpersonal

1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau dalam bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila berkomunikasi (to communicate) berarti berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan (Rohim, 2009). Dengan demikian, komunikasi dapat didefinisikan sebagai pengiriman informasi untuk memunculkan pemahaman yang sama.
Browne yang dikutip oleh Thoha (dalam Wahyuni, 2003) mengatakan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian pendapat-pendapat atau pemikiran dengan seseorang ke orang lain dalam dirinya sendiri dengan tujuan untuk menciptakan pengertian pada orang lain yang menerima komunikasi tersebut.
Komunikasi tersebut meliputi beberapa unsur. Pertama, ide dari komunikasi sebagai dasar yang hakiki bagi hubungan manusia.
Kedua, komunikasi sebagai proses yang menyebabkan hubungan menjadi suatu kegiatan. Mulyana (2000) komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk komunikasi interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab akibat atau aksi reaksi yang arahnya bergantian. Dalam konteks ini komunikasi melibatkan komunikator yang menyampaikan pesan baik verbal maupun nonverbal kepada komunikan yang langsung memberikan respons berupa verbal maupun nonverbal secara aktif, dinamis, dan timbal balik. Ada beberapa macam komunikasi antara lain:
1) Dari segi cara penyampaian pesan:
a) Komunikasi lisan.
b) Komunikasi tertulis.
2) Dari segi bentuk kemasan pesan:
a) Komunikasi verbal, komunikasi yang menggunakan kata-kata.
b) Komunikasi nonverbal, komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata.
3) Dari segi keresmian pelaku, saluran komunikasi yang digunakan dan bentuk kemasan pesan:
a) Komunikasi formal, komunikasi yang dilakukan dalam lingkup lembaga resmi dengan tujuan untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan kepentingan dinas dan dengan bentuk resmi yang berlaku pada lembaga resmi.
b) Komunikasi informal, komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya yang mengalir di luar pemerintah formal.
4) Dari segi pasangan yang terlibat dalam komunikasi:
a) Komunikasi intrapersonal, pengirim pesan dan penerima pesan adalah diri sendiri.
b) Komunikasi interpersonal, satu orang pengirim dan satu orang penerima.
Komunikasi terjadi apabila interaksi antara komunikator dan komunikan berjalan dengan baik, atau terjadinya umpan balik diantara mereka. Umpan balik merupakan terjemahan dari feedback adalah tanggapan komunikasi yang sampai kepada komunikator, baik sampainya secara langsung maupun tidak langsung atau melalui perantara lain. Umpan balik dapat bersifat verbal dan nonverbal. Umpan balik sangat mempengaruhi bahkan menentukan berhasilnya komunikasi.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu pesan dari seseorang kepada orang lain melalui saluran atau media dengan tujuan untuk memperoleh umpan balik yang berupa perilaku tertentu.

2. Komunikasi Interpersonal
Joseph A Devito membagi komunikasi menjadi empat macam yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa. Di dalam masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan tertentu yang bersifat pribadi.
Komunikasi interpersonal (interpersonal communication) disebut juga dengan komunikasi antar pribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang terbagi dua kata, inter berarti antara atau antar, dan personal berarti pribadi. Sedangkan definisi umum komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Enjang, 2009).
Hartley (dalam Sarwono, 2002) komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi, serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam satu kelompok. Salah satu kelompok pada awal mulanya berperan sebagai pengirim dari komunikasi dan yang lain pada awal mulanya berperan sebagai penerima. Komunikasi dimulai bila pengirim membentuk lambang-lambang kata, bilangan, ekspresi muka, nada suara, dan seterusnya untuk menyampaikan arti dalam pesan yang dikirim melalui jalur tertentu ke penerima. Proses ini dinamakan encoding. Komunikasi dinyatakan efektif jika arti yang dimaksud dalam pesan diterima dan dimengerti atau didecoded secara tepat.
Effendy (2003) mengatakan bahwa hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara seseorang komunikator dan 19 komunikan. Jenis komunikasi ini dapat mengubah sikap, pandangan, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya dialogis, artinya proses yang terjadi menunjukan terjadinya interaksi dimana masing-masing pihak menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian.
Sedangkan Sarwono (2002) mengatakan komunikasi adalah sebagian dari hubungan atau hal yang membentuk suatu hubungan antar pribadi. Selanjutnya ia mengatakan bahwa interpersonal communication sebagai komunikasi antar pribadi.
Selanjutnya Muhammad (2000) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi antara seseorang dengan orang lainnya atau biasanya antara dua orang yang dapat langsung diketahui hakekatnya. Komunikasi yang terjalin dalam komunikasi interpersonal tidak hanya sebatas adanya rasa saling memberi dan menerima informasi, melainkan juga mencerminkan adanya kehangatan, keterbukaan, dan dukungan selama terjalinnya hubungan komunikasi. Ciri lain yang membedakan komunikasi interpersonal dengan bentuk komunikasi yang lain adalah sifatnya yang dialogis, sehingga pelaku komunikasi akan menerima efek dan umpan balik secara langsung selama terjadinya komunikasi. Umpan balik ini akan memberikan informasi kepada individu tentang dirinya, orang lain, dan dunia sekitarnya, sehingga individu tersebut lebih mengenal dirinya sendiri, orang lain, dan dunia sekitarnya.
Menurut beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) yang bertemu secara langsung, bertatap muka dan dalam memberikan umpan balik dilakukan secara langsung oleh komunikan sehingga tercipta suasana dialogis, terjadinya saling keterbukaan, adanya kehangatan, serta adanya dukungan atau dapat dikatakan melibatkan aspek psikologis dari pelaku komunikasi, selama komunikasi itu berlangsung.

3. Aspek-aspek Komunikasi Interpersonal
Menurut Hartley (dalam Sarwono, 2002) komunikasi antar pribadi (interpersonal) mengandung aspek:
a. Adanya tatap muka
Adanya tatap muka membedakan komunikasi antara pribadi dengan komunikasi jarak jauh atau komunikasi dengan alat. Dalam komunikasi tatap muka ada peran yang harus dijalankan masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima informasi). Peran tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri. Dalam proses tersebut diperlukan rasa saling percaya, saling terbuka dan saling suka antara kedua pihak agar terjadi komunikasi.
b. Adanya hubungan dua arah
Terjadinya pertukaran pesan antara kedua pihak secara timbal balik. Dengan pertukaran pesan, terjadi saling pengertian akan makna atau arti dari pesan itu. Menurut Monsour (dalam sarwono, 2002) kriteria dimengertinya pesan adalah adanya kepuasan dan saling pengertian dalam interaksi yang bersangkutan.
c. Adanya niat, kehendak, dan intensi dari kedua belah pihak.
Menurut Mansour (dalam Sarwono, 2002) adanya intensi untuk saling berkomunikasi akan mempercepat proses komunikasi, guna mencapai saling pengertian secara kognitif dalam komunikasi antar pribadi. Proses itu sendiri berjalan dalam kaitannya dengan waktu, dan seringnya pengulangan sehingga dicapai saling pengertian yang semakin tinggi.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Menurut Jalaluddin (2005) ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi interpersonal seseorang, yaitu:
a. Percaya (trust)
Komunikasi interpersonal “percaya” dapat menentukan efektivitas komunikasi. Menurut Giffin (dalam Jalaluddin, 2005) secara ilmiah, percaya didefenisikan sebagai mengandalkan perilaku individu untuk mencapai tujuan yang dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh resiko. Defenisi ini menyebutkan tiga unsur percaya,
1) Ada situasi yang menimbulkan risiko. Bila individu menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia akan menghadapi risiko. Bila tidak ada risiko, percaya tidak diperlukan.
2) Adanya kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya bergantung orang lain.
3) Adanya keyakinan bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya.
b. Sikap suportif
Sikap yang mau menerima kritik jika melakukan kesalahan. Dalam artian sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Orang yang bersikap defensive bila tidak mau menerima, tidak jujur, dan tidak empatis. Dengan sikap defensive akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman dari pada memahami pesan. Gibb (dalam Jalaluddin, 2005) menyebut enam perilaku yang menimbulkan perilaku suportif. Perilaku tersebut adalah: deskripsi, orientasi masalah, spontanitas, empati, persamaan, dan propesionalisme.
c. Sikap terbuka
Kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi kisi, pencarian informasi dari berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinan, professional, dan lain-lain. Selanjutnya jalaluddin (2005) komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik.
Berdasarkan pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu komunikasi interpersonal dipengaruhi beberapa faktor pendukung seperti, rasa percaya, sikap suportif, dan adanya keterbukaan, sehingga komunikasi yang terjalin menjadi baik.


Lima cara melatih kemampuan negosiasi:
1.Berstrategi.
Adanya strategi akan membantu kita melakukan pendekatan terbaik unuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi hanya debat kusir tak berujung. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negosiator? Kemampuan berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan sejumlah alternatif yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihan-pilihan mereka menjadi kenyataan
2. Jangan gampang emosi.
Salah satu kunci keberhasilan orang yang jago nego adalah dia mampu mengendalikan emosi. Tidak mudah marah atau meledak ketika negosiasi berlangsung alot. Atau mendadak bete ketika berhadapan dengan lawan bicara yang tidak kooperatif. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional kita diuji, bagaimana memengaruhi orang lain dalam kondisi apa pun. Selain itu, pengelolaan diri yang baik juga memudahkan kita untuk mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digarisbawahi, negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin kita melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Kuasai keterampilan komunikasi dan kita sudah memenangkan setidaknya 50 persen dari negosiasi.
3. Tanpa debat.
Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan menunjukkan pada orang lain bahwa kita bukanlah seorang negosiator yang baik. Membantah jika memang harus, tapi jangan pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi. Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya.
4. Menyimak lawan bicara.
Bagaimana rasanya bila saat kita bicara, lawan bicara malah sibuk sendiri atau melamun? Yang ada malah "emosi jiwa" dan kecewa karena merasa "dicuekin". Begitu juga dengan lawan bicara kita. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, bila kita tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara? Hanya tubuh kita yang ada di sana, namun pikiran melayang ke mana-mana, memikirkan pekerjaan yang belum kelar, dll. Atau kita terlalu sibuk memikirkan apa yang ingin kita katakan selanjutnya.

Untuk memudahkan kita menyimak pembicaraan lawan bicara, perhatikan ketiga hal berikut:



* Jika mereka berbicara tentang analisis, berarti mereka sedang menyampaikan apa yang dipikirkannya.

* Jika mereka berbicara dengan nada bertanya atau menyelidik, ini berarti ada kekhawatiran yang mereka pikirkan. Inilah saat yang tepat untuk memberi penjelasan dan meyakinkan lawan bicara.

* Biasanya mereka juga akan menyampaikan apa yang menjadi harapannya. Ini adalah ekspektasi mereka terhadap hasil negosiasi.
5. Jangan malu bertanya.
Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan. Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan bicara melihat kemampuan Anda mengelola proses negosiasi. Untuk bisa bertanya tentu saja Anda perlu saling menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru. Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar, melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran di mana setiap pihak punya kedudukan sama penting.

14 Kemampuan Komunikasi Yang Efektif
1.               Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan mereka 
Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda.
2.               Ajukan pertanyaan tentang minat mereka 
Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka berbicara tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan tujuan hidup mereka.
3.               Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka 
Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka akan merespon lebih positif.
4.               Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa –
Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan tersebut bisa sama-sama efektif.
5.               Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka katakan –
Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan. Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang tersebut.
6. Beri mereka kontak mata yang lama – kontak mata yang kuat mengkomunikasikan kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung. Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda katakan.
7. Ungkapkan diri anda sebanyak mungkin –
Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan hal-hal yang menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan. Anda dapat membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring berjalannya waktu.


8. Berikan kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama –
Gunakan kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
9. Berikan mereka senyuman terbaik anda –
Ketika anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10. Menawarkan saran yang bermanfaat –
Kenalkan tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka, mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
11. Beri mereka motivasi –
Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara.
12. Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi, secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13. Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka –
nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang, namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan bahwa anda lah yang paling berkesan.
14. Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju –
Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk memajukan persahabatan kita dengan seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran kita, mereka akan tetap tersanjung bahwa kita ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi, mereka akan memandang kita karena kita memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Reog Terhadap Masyarakat Ponorogo

Review Film Battle in Seattle