Keterampilan Berkomunikasi dan Bernegoisasi
Kemampuan
Negosiasi
Pengertian
Negosiasi 
Istilah
negosiasi berasal bahasa Inggris “negotiation”, dalam pengertian secara umum
negosiasi adalah proses tawar-menawar dengan cara berunding untuk mencapai
kesepakatan kedua belah pihak (Ulinuha, 2013). 
Sedangkan
Robbins (2003) mengartikan negosiasi adalah sebuah proses yang didalamnya dua
pihak atau lebih bertukar barang dan jasa dan berupaya menyepakati tingkat
kerjasama tersebut bagi mereka. Menurut Jackman (2005) negosiasi adalah sebuah
proses yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya memiliki
pemikiran berbeda, hingga akhirnya mencapai kesepakatan. 
Oliver
(dalam Purwanto, 2006) menambahkan bahwa negosiasi adalah sebuah transaksi
dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. 
Negosiasi
disebut pula sebagai proses interaktif yang dilakukan untuk mencapai
persetujuan. Proses ini melibatkan dua orang atau lebih yang memiliki pandangan
berbeda tetapi ingin mencapai beberapa resolusi bersama (McGuire, 2004). 
Sedangkan
Modul Garuda Sales Institute mengartikan negosiasi adalah proses untuk mencapai
kesepakatan dengan memperkecil perbedaan serta mengembangkan persamaan guna
meraih tujuan bersama yang saling menguntungkan. 
Negosiasi
juga merupakan komunikasi dua arah, yaitu penjual sebagai komunikator dan
pembeli sebagai komunikan atau saling bergantian. 
Proses
komunikasi dalam negosiasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
a. Melibatkan
dua pihak, pihak penjual dan pihak pembeli 
b. Adanya
kesamaan tema masalah yang dinegosiasikan 
c. Kedua belah
pihak menjalin kerja sama 
d. Adanya
kesamaan tujuan kedua belah pihak 
e. Untuk
mengkongkritkan masalah yang masih abstrak Tim Hindle dalam bukunya Negotiation
Skills menyebutkan, Negosiasi adalah keterampilan yang dapat dipelajari oleh
setiap orang (Rustono, 2008).
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa negosiasi merupakan suatu
proses komunikasi dimana dua orang atau lebih dengan tujuan yang berbeda
melakukan suatu proses timbal balik yang melibatkan pertukaran sesuatu antara
dua orang atau lebih hingga mencapai kesepakatan bersama yang menguntungkan
semua pihak. 
2. Aspek
Kemampuan Negosiasi 
Menurut
Jackman (2005) terdapat empat aspek kemampuan negosiasi yaitu: 
a. Kemampuan
untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang dihadapi. 
b. Kemampuan
untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi. 
c. Kemampuan
untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir. Menyusun
strategi negosiasi yang efektif sebelum negosiasi dimulai akan membantu
mencapai kesepakatan. 
d. Kemampuan
untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif. Demi mencapai
hasil maksimal sangatlah penting untuk mampu menggunakan kriteria yang
obyektif, seperti menganalisis keuntungan dan kerugian dari tawaran yang
diberikan. 
Berdasarkan
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang dengan kemampuan
negosiasi yang baik dapat memahami dan mengenali aspek kemampuan negosiasi
berupa kemampuan untuk memisahkan perasaan pribadi dengan masalah yang sedang
dihadapi, kemampuan untuk berfokus pada kepentingan bukan posisi, kemampuan
untuk mengumpulkan beberapa pilihan sebelum membuat keputusan akhir, kemampuan
untuk memastikan bahwa hasil didasarkan pada kriteria obyektif. 
3. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kemampuan Negosiasi 
Mc
Guire (2004) mengatakan terdapat tiga faktor utama dalam kemampuan negosiasi
yang baik, yaitu: 
a. Patience
adalah negosiator yang baik menyadari bahwa negosiasi membutuhkan proses,
termasuk di dalamnya untuk menghilangkan sekat diantara kedua pihak dan bukan
merupakan hasil instan. 
b. Self
confidence, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan memiliki
kepercayaan diri berarti memiliki pula keyakinan akan kemampuannya untuk
mencapai keberhasilan negosiasi. 
c.
Communication skill, yaitu negosiator yang baik menyadari bahwa dengan
melibatkan dua pihak, negosiasi membutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar
mampu menangkap pesan secara efektif. 
Joseph A Devito membagi komunikasi menjadi empat macam yaitu
komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan
komunikasi massa. Di dalam masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan
bentuk komunikasi antara seseorang dengan orang lain untuk mencapai tujuan
tertentu yang bersifat pribadi. 
Scott (1985) menyebutkan bahwa terampil, mempunyai motivasi, rasa
percaya diri akan kemampuan yang tinggi, kemampuan menyusun rencana, bertindak
dengan penuh integritas, mampu berfikir jernih, pendengar yang baik, berempati
dan keterampilan berkomunikasi, merupakan hal-hal yang mempengaruhi kemampuan
negosiasi seseorang. 
Filley (dalam Sepasthika, 2010) menyebutkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi kemampuan negosiasi adalah: 
a. Kehadiran
masing-masing pihak untuk mencapai tujuan. Kehadiran ini merupakan bentuk
kerjasama untuk mempertemukan perbedaan-perbedaan yang terjadi. 
b. Kepercayaan
diri pribadi untuk memecahkan masalah. Pihak yang percaya bahwa mereka dapat
bekerjasama, biasanya mampu melakukan pemecahan masalah dengan kepercayaan
dirinya. 
c. Kepercayaan
terhadap perspektif sendiri dan pihak lain. Pemahaman terhadap masing-masing
sudut pandang akan menumbuhkan kepercayaan tersebut, karena saat bernegosiasi
masing-masing pihak diharap mampu menerima sikap dan informasi secara akurat
dan valid. 
d. Motivasi dan
komitmen untuk bekerjasama. Untuk mewujudkan hal tersebut dalam rangka mencapai
tujuan negosiasi, masing-masing pihak harus memiliki interest terhadap masalah
yang dihadapi secara obyektif dan menunjukkan respon terhadap tuntutan dan
kebutuhan masing-masing. 
e. Komunikasi
yang akurat dan jelas. Merupakan komunikasi yang tidak menimbulkan ambiguitas. 
f. Pemahaman
akan dinamika negosiasi. Proses negosiasi bersifat dinamis dan fleksibel
sehingga masing-masing pihak diharapkan mampu menyesuaikan taktik dan strategi
yang digunakan. 
B.             
Komunikasi
Interpersonal
1. Pengertian
Komunikasi 
Komunikasi
atau communication berasal dari bahasa latin “communis”. Communis atau dalam
bahasa Inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila berkomunikasi (to
communicate) berarti berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan
(Rohim, 2009). Dengan demikian, komunikasi dapat didefinisikan sebagai
pengiriman informasi untuk memunculkan pemahaman yang sama. 
Browne
yang dikutip oleh Thoha (dalam Wahyuni, 2003) mengatakan bahwa komunikasi
adalah proses penyampaian pendapat-pendapat atau pemikiran dengan seseorang ke
orang lain dalam dirinya sendiri dengan tujuan untuk menciptakan pengertian pada
orang lain yang menerima komunikasi tersebut. 
Komunikasi
tersebut meliputi beberapa unsur. Pertama, ide dari komunikasi sebagai
dasar yang hakiki bagi hubungan manusia. 
Kedua, komunikasi sebagai proses yang menyebabkan hubungan menjadi suatu
kegiatan. Mulyana (2000) komunikasi juga dipahami sebagai suatu bentuk
komunikasi interaksi, yaitu komunikasi dengan proses sebab akibat atau aksi
reaksi yang arahnya bergantian. Dalam konteks ini komunikasi melibatkan
komunikator yang menyampaikan pesan baik verbal maupun nonverbal kepada
komunikan yang langsung memberikan respons berupa verbal maupun nonverbal
secara aktif, dinamis, dan timbal balik. Ada beberapa macam komunikasi antara
lain: 
1) Dari segi
cara penyampaian pesan: 
a) Komunikasi lisan. 
b) Komunikasi
tertulis. 
2) Dari segi
bentuk kemasan pesan: 
a) Komunikasi
verbal, komunikasi yang menggunakan kata-kata. 
b) Komunikasi
nonverbal, komunikasi yang tidak menggunakan kata- kata. 
3) Dari segi
keresmian pelaku, saluran komunikasi yang digunakan dan bentuk kemasan pesan: 
a) Komunikasi
formal, komunikasi yang dilakukan dalam lingkup lembaga resmi dengan tujuan
untuk menyampaikan pesan yang berkaitan dengan kepentingan dinas dan dengan
bentuk resmi yang berlaku pada lembaga resmi. 
b) Komunikasi
informal, komunikasi dari atas ke bawah atau sebaliknya yang mengalir di luar
pemerintah formal. 
4) Dari segi
pasangan yang terlibat dalam komunikasi: 
a) Komunikasi
intrapersonal, pengirim pesan dan penerima pesan adalah diri sendiri. 
b) Komunikasi
interpersonal, satu orang pengirim dan satu orang penerima. 
Komunikasi
terjadi apabila interaksi antara komunikator dan komunikan berjalan dengan
baik, atau terjadinya umpan balik diantara mereka. Umpan balik merupakan
terjemahan dari feedback adalah tanggapan komunikasi yang sampai kepada
komunikator, baik sampainya secara langsung maupun tidak langsung atau melalui
perantara lain. Umpan balik dapat bersifat verbal dan nonverbal. Umpan balik
sangat mempengaruhi bahkan menentukan berhasilnya komunikasi. 
Berdasarkan
pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa komunikasi
adalah suatu proses penyampaian suatu pesan dari seseorang kepada orang lain
melalui saluran atau media dengan tujuan untuk memperoleh umpan balik yang
berupa perilaku tertentu. 
2. Komunikasi
Interpersonal 
Joseph
A Devito membagi komunikasi menjadi empat macam yaitu komunikasi antar pribadi,
komunikasi kelompok kecil, komunikasi publik dan komunikasi massa. Di dalam
masyarakat, komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi antara
seseorang dengan orang lain dalam suatu masyarakat untuk mencapai tujuan
tertentu yang bersifat pribadi. 
Komunikasi
interpersonal (interpersonal communication) disebut juga dengan
komunikasi antar pribadi. Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang
terbagi dua kata, inter berarti antara atau antar, dan personal berarti
pribadi. Sedangkan definisi umum komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap peserta menangkap
reaksi yang lain secara langsung, baik secara verbal maupun nonverbal (Enjang,
2009). 
Hartley
(dalam Sarwono, 2002) komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran
informasi, serta pemindahan pengertian antara dua orang atau lebih dalam satu
kelompok. Salah satu kelompok pada awal mulanya berperan sebagai pengirim dari
komunikasi dan yang lain pada awal mulanya berperan sebagai penerima.
Komunikasi dimulai bila pengirim membentuk lambang-lambang kata, bilangan,
ekspresi muka, nada suara, dan seterusnya untuk menyampaikan arti dalam pesan
yang dikirim melalui jalur tertentu ke penerima. Proses ini dinamakan encoding.
Komunikasi dinyatakan efektif jika arti yang dimaksud dalam pesan diterima dan
dimengerti atau didecoded secara tepat. 
Effendy
(2003) mengatakan bahwa hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi
antara seseorang komunikator dan 19 komunikan. Jenis komunikasi ini dapat
mengubah sikap, pandangan, pendapat atau perilaku manusia berhubung prosesnya
dialogis, artinya proses yang terjadi menunjukan terjadinya interaksi dimana
masing-masing pihak menjadi pembicara dan pendengar secara bergantian. 
Sedangkan
Sarwono (2002) mengatakan komunikasi adalah sebagian dari hubungan atau hal
yang membentuk suatu hubungan antar pribadi. Selanjutnya ia mengatakan bahwa
interpersonal communication sebagai komunikasi antar pribadi. 
Selanjutnya
Muhammad (2000) menyatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah proses
pertukaran informasi antara seseorang dengan orang lainnya atau biasanya antara
dua orang yang dapat langsung diketahui hakekatnya. Komunikasi yang terjalin
dalam komunikasi interpersonal tidak hanya sebatas adanya rasa saling memberi
dan menerima informasi, melainkan juga mencerminkan adanya kehangatan,
keterbukaan, dan dukungan selama terjalinnya hubungan komunikasi. Ciri lain
yang membedakan komunikasi interpersonal dengan bentuk komunikasi yang lain
adalah sifatnya yang dialogis, sehingga pelaku komunikasi akan menerima efek
dan umpan balik secara langsung selama terjadinya komunikasi. Umpan balik ini
akan memberikan informasi kepada individu tentang dirinya, orang lain, dan
dunia sekitarnya, sehingga individu tersebut lebih mengenal dirinya sendiri,
orang lain, dan dunia sekitarnya. 
Menurut
beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal
adalah penyampaian pesan dari seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan) yang bertemu secara langsung, bertatap muka dan dalam memberikan
umpan balik dilakukan secara langsung oleh komunikan sehingga tercipta suasana
dialogis, terjadinya saling keterbukaan, adanya kehangatan, serta adanya
dukungan atau dapat dikatakan melibatkan aspek psikologis dari pelaku
komunikasi, selama komunikasi itu berlangsung. 
3. Aspek-aspek
Komunikasi Interpersonal 
Menurut
Hartley (dalam Sarwono, 2002) komunikasi antar pribadi (interpersonal)
mengandung aspek: 
a. Adanya tatap
muka 
Adanya tatap muka membedakan komunikasi antara pribadi dengan
komunikasi jarak jauh atau komunikasi dengan alat. Dalam komunikasi tatap muka
ada peran yang harus dijalankan masing-masing pihak (pemberi informasi-penerima
informasi). Peran tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri.
Dalam proses tersebut diperlukan rasa saling percaya, saling terbuka dan saling
suka antara kedua pihak agar terjadi komunikasi. 
b. Adanya
hubungan dua arah 
Terjadinya pertukaran pesan antara kedua pihak secara timbal balik.
Dengan pertukaran pesan, terjadi saling pengertian akan makna atau arti dari
pesan itu. Menurut Monsour (dalam sarwono, 2002) kriteria dimengertinya pesan
adalah adanya kepuasan dan saling pengertian dalam interaksi yang bersangkutan.
c. Adanya niat,
kehendak, dan intensi dari kedua belah pihak. 
Menurut Mansour (dalam Sarwono, 2002) adanya intensi untuk saling
berkomunikasi akan mempercepat proses komunikasi, guna mencapai saling
pengertian secara kognitif dalam komunikasi antar pribadi. Proses itu sendiri
berjalan dalam kaitannya dengan waktu, dan seringnya pengulangan sehingga
dicapai saling pengertian yang semakin tinggi. 
4. Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal 
Menurut
Jalaluddin (2005) ada tiga faktor yang mempengaruhi kemampuan komunikasi
interpersonal seseorang, yaitu: 
a. Percaya
(trust) 
Komunikasi interpersonal “percaya” dapat menentukan efektivitas
komunikasi. Menurut Giffin (dalam Jalaluddin, 2005) secara ilmiah, percaya
didefenisikan sebagai mengandalkan perilaku individu untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki, yang pencapaiannya tidak pasti dan dalam situasi yang penuh
resiko. Defenisi ini menyebutkan tiga unsur percaya, 
1) Ada situasi
yang menimbulkan risiko. Bila individu menaruh kepercayaan kepada seseorang, ia
akan menghadapi risiko. Bila tidak ada risiko, percaya tidak diperlukan. 
2) Adanya
kepercayaan kepada orang lain berarti menyadari bahwa akibat-akibatnya
bergantung orang lain. 
3) Adanya
keyakinan bahwa perilaku orang lain akan berakibat baik baginya. 
b. Sikap
suportif 
Sikap yang mau menerima kritik jika melakukan kesalahan. Dalam
artian sikap yang mengurangi sikap defensive dalam komunikasi. Orang yang
bersikap defensive bila tidak mau menerima, tidak jujur, dan tidak empatis.
Dengan sikap defensive akan lebih banyak melindungi diri dari ancaman dari pada
memahami pesan. Gibb (dalam Jalaluddin, 2005) menyebut enam perilaku yang
menimbulkan perilaku suportif. Perilaku tersebut adalah: deskripsi, orientasi
masalah, spontanitas, empati, persamaan, dan propesionalisme.
c. Sikap
terbuka 
Kemampuan menilai secara obyektif, kemampuan membedakan dengan
mudah, kemampuan melihat nuansa, orientasi kisi, pencarian informasi dari
berbagai sumber, kesediaan mengubah keyakinan, professional, dan lain-lain.
Selanjutnya jalaluddin (2005) komunikasi yang efektif ditandai dengan hubungan
interpersonal yang baik. 
Berdasarkan
pada pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu komunikasi
interpersonal dipengaruhi beberapa faktor pendukung seperti, rasa percaya,
sikap suportif, dan adanya keterbukaan, sehingga komunikasi yang terjalin
menjadi baik.
Lima cara melatih kemampuan negosiasi:
1.Berstrategi.
Adanya strategi akan membantu kita melakukan pendekatan terbaik unuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi hanya debat kusir tak berujung. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negosiator? Kemampuan berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan sejumlah alternatif yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihan-pilihan mereka menjadi kenyataan
Adanya strategi akan membantu kita melakukan pendekatan terbaik unuk mencapai tujuan. Sedangkan taktik, adalah langkah-langkah teknis untuk mendukung strategi. Tanpa keduanya, negosiasi akan berjalan lambat dan tanpa arah yang jelas. Istilahnya yang terjadi hanya debat kusir tak berujung. Apa strategi yang perlu dimiliki setiap negosiator? Kemampuan berpikir kreatif dan cepat. Pemikiran ini nantinya akan menghasilkan sejumlah alternatif yang dapat diterima. Negosiator sukses adalah mereka yang memiliki strategi baik sehingga bisa mengubah pilihan-pilihan mereka menjadi kenyataan
2. Jangan gampang emosi.
Salah satu kunci keberhasilan orang yang jago nego adalah dia mampu mengendalikan emosi. Tidak mudah marah atau meledak ketika negosiasi berlangsung alot. Atau mendadak bete ketika berhadapan dengan lawan bicara yang tidak kooperatif. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional kita diuji, bagaimana memengaruhi orang lain dalam kondisi apa pun. Selain itu, pengelolaan diri yang baik juga memudahkan kita untuk mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digarisbawahi, negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin kita melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Kuasai keterampilan komunikasi dan kita sudah memenangkan setidaknya 50 persen dari negosiasi.
Salah satu kunci keberhasilan orang yang jago nego adalah dia mampu mengendalikan emosi. Tidak mudah marah atau meledak ketika negosiasi berlangsung alot. Atau mendadak bete ketika berhadapan dengan lawan bicara yang tidak kooperatif. Ketika bernegosiasi kecerdasan emosional kita diuji, bagaimana memengaruhi orang lain dalam kondisi apa pun. Selain itu, pengelolaan diri yang baik juga memudahkan kita untuk mengenali setiap sisi positif dan lawan bicara. Perlu digarisbawahi, negosiasi tidak bisa lepas dari komunikasi. Tak mungkin kita melakukan proses tawar menawar hanya dengan menggunakan bahasa tubuh. Kuasai keterampilan komunikasi dan kita sudah memenangkan setidaknya 50 persen dari negosiasi.
3. Tanpa debat.
Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan menunjukkan pada orang lain bahwa kita bukanlah seorang negosiator yang baik. Membantah jika memang harus, tapi jangan pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi. Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya.
Menyelesaikan proses negosiasi dengan berdebat hanya akan menunjukkan pada orang lain bahwa kita bukanlah seorang negosiator yang baik. Membantah jika memang harus, tapi jangan pernah lupa bahwa berdebat tidak pernah menjadi penyelesaian yang tepat dalam bernegosiasi. Bahkan, seorang negosiator yang baik akan menunjukkan sikap seolah-olah tak peduli terhadap siapa yang memperoleh kemenangan atas kesepakatan yang berhasil dibuat. Ia pandai membuat pihak lain merasa seolah-olah persetujuan akhir tersebut merupakan idenya.
4. Menyimak lawan bicara.
Bagaimana rasanya bila saat kita bicara, lawan bicara malah sibuk sendiri atau melamun? Yang ada malah "emosi jiwa" dan kecewa karena merasa "dicuekin". Begitu juga dengan lawan bicara kita. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, bila kita tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara? Hanya tubuh kita yang ada di sana, namun pikiran melayang ke mana-mana, memikirkan pekerjaan yang belum kelar, dll. Atau kita terlalu sibuk memikirkan apa yang ingin kita katakan selanjutnya.
Untuk memudahkan kita menyimak pembicaraan lawan bicara, perhatikan ketiga hal berikut:
Bagaimana rasanya bila saat kita bicara, lawan bicara malah sibuk sendiri atau melamun? Yang ada malah "emosi jiwa" dan kecewa karena merasa "dicuekin". Begitu juga dengan lawan bicara kita. Bagaimana negosiasi bisa berhasil, bila kita tidak menyimak setiap kata yang diucapkan lawan bicara? Hanya tubuh kita yang ada di sana, namun pikiran melayang ke mana-mana, memikirkan pekerjaan yang belum kelar, dll. Atau kita terlalu sibuk memikirkan apa yang ingin kita katakan selanjutnya.
Untuk memudahkan kita menyimak pembicaraan lawan bicara, perhatikan ketiga hal berikut:
* Jika mereka berbicara tentang analisis, berarti mereka sedang menyampaikan apa yang dipikirkannya.
* Jika mereka berbicara dengan nada bertanya atau menyelidik, ini berarti ada kekhawatiran yang mereka pikirkan. Inilah saat yang tepat untuk memberi penjelasan dan meyakinkan lawan bicara.
* Biasanya mereka juga akan menyampaikan apa yang menjadi harapannya. Ini adalah ekspektasi mereka terhadap hasil negosiasi.
5. Jangan malu bertanya.
Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan. Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan bicara melihat kemampuan Anda mengelola proses negosiasi. Untuk bisa bertanya tentu saja Anda perlu saling menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru. Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar, melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran di mana setiap pihak punya kedudukan sama penting.
Dalam negosiasi bertanya tidak dilarang, malah sangat dianjurkan. Mengapa, karena bertanya adalah seni yang bisa membuat lawan bicara melihat kemampuan Anda mengelola proses negosiasi. Untuk bisa bertanya tentu saja Anda perlu saling menyimak apa yang disampaikan masing-masing pihak. Adanya pertanyaan akan membuat proses negosiasi lebih hidup dan tak menutup kemungkinan menghasilkan pemikiran dan ide-ide baru. Apalagi negosiasi, sebenarnya bukan sekadar situasi tawar-menawar, melainkan sebuah proses menyatukan alur pemikiran di mana setiap pihak punya kedudukan sama penting.
14
Kemampuan Komunikasi Yang Efektif
1.              
Berikan kesan bahwa anda antusias berbicara dengan
mereka  
Beri mereka kesan bahwa anda lebih suka berbicara
dengan mereka daripada orang lain di muka bumi ini. Ketika anda memberi mereka
kesan bahwa anda sangat antusias berbicara dengan mereka dan bahwa anda peduli
kepada mereka, anda membuat perasaan mereka lebih positif dan percaya diri. Mereka akan lebih terbuka
kepada anda dan sangat mungkin memiliki percakapan yang mendalam dengan anda.
2.              
Ajukan pertanyaan tentang minat mereka  
Ajukan pertanyaan terbuka yang akan membuat mereka
berbicara tentang minat dan kehidupan mereka. Galilah sedetail mungkin sehingga
akan membantu mereka memperoleh perspektif baru tentang diri mereka sendiri dan
tujuan hidup mereka.
3.              
Beradaptasi dengan bahasa tubuh dan perasaan mereka  
Rasakan bagaimana perasaan mereka pada saat ini dengan
mengamati bahasa tubuh dan nada suara. Dari sudut pandang ini, anda
dapat menyesuaikan kata-kata, bahasa tubuh, dan nada suara anda sehingga mereka
akan merespon lebih positif.
4.              
Tunjukkan rasa persetujuan: Katakan kepada mereka apa
yang anda kagumi tentang mereka dan mengapa – 
Salah satu cara terbaik untuk segera berhubungan
dengan orang adalah dengan menjadi jujur dan memberitahu mereka mengapa anda
menyukai atau mengagumi mereka. Jika menyatakan secara langsung dirasakan
kurang tepat, cobalah dengan pernyataan tidak langsung. Kedua pendekatan
tersebut bisa sama-sama efektif.
5.              
Dengarkan dengan penuh perhatian semua yang mereka
katakan – 
Jangan terlalu berfokus pada apa yang akan Anda
katakan selanjutnya selagi mereka berbicara. Sebaliknya, dengarkan setiap kata
yang mereka katakan dan responlah serelevan mungkin. Hal ini menunjukkan bahwa
anda benar-benar mendengarkan apa yang mereka katakan dan anda sepenuhnya
terlibat di dalam suasana bersama dengan mereka. Juga pastikan untuk bertanya
setiap kali ada sesuatu yang tidak mengerti pada hal-hal yang mereka katakan.
Anda tentu saja ingin menghindari semua penyimpangan yang mungkin terjadi dalam
komunikasi jika anda ingin mengembangkan hubungan yang sepenuhnya dengan orang
tersebut.
6. Beri
mereka kontak mata yang lama – kontak mata yang kuat mengkomunikasikan
kepada orang lain bahwa anda tidak hanya terpikat oleh mereka dan apa yang
mereka katakan tetapi juga menunjukkan bahwa anda dapat dipercaya. Ketika
dilakukan dengan tidak berlebihan, mereka juga akan menganggap anda yakin pada
diri anda sendiri karena kesediaan anda untuk bertemu mereka secara langsung.
Akibatnya, orang secara alami akan lebih memperhatikan anda dan apa yang anda
katakan.
7. Ungkapkan
diri anda sebanyak mungkin – 
Salah
satu cara terbaik untuk mendapatkan kepercayaan seseorang adalah dengan mengungkapkan diri
seterbuka mungkin. Bercerita tentang kejadian yang menarik dari hidup anda atau
hanya menggambarkan contoh lucu dari kehidupan normal sehari-hari. Ketika anda
bercerita tentang diri anda, pastikan untuk tidak menyebutkan hal-hal yang
menyimpang terlalu jauh dari minat mereka atau bahkan berlebihan. Anda dapat
membiarkan mereka mengetahui lebih jauh tentang diri anda seiring berjalannya
waktu.
8. Berikan
kesan bahwa anda berdua berada di tim yang sama – 
Gunakan
kata-kata seperti “kami, kita ” untuk segera membangun sebuah ikatan. Bila anda
menggunakan kata-kata tersebut, anda membuatnya tampak seperti anda dan mereka
berada di tim yang sama, sementara orang lain berada di tim yang berbeda.
9. Berikan
mereka senyuman terbaik anda – 
Ketika
anda tersenyum pada orang, anda menyampaikan pesan bahwa anda
menyukai mereka dan kehadiran mereka membawa anda kebahagiaan. Tersenyum pada
mereka akan menyebabkan mereka sadar ingin tersenyum kembali pada anda yang
secara langsung akan membangun hubungan antara anda berdua.
10. Menawarkan
saran yang bermanfaat – 
Kenalkan
tempat makan yang pernah anda kunjungi, film yang anda tonton, orang-orang baik
yang mereka ingin temui, buku yang anda baca, peluang karir atau apa pun yang
terpikirkan oleh anda. Jelaskan apa yang menarik dari orang-orang, tempat atau
hal-hal tersebut. Jika anda memberi ide yang cukup menarik perhatian mereka,
mereka akan mencari anda ketika mereka memerlukan seseorang untuk membantu
membuat keputusan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
11. Beri
mereka motivasi – 
Jika
orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda,
mereka mungkin ingin mendengar beberapa kata motivasi dari anda karena anda
lebih berpengalaman atau anda tampaknya menjalani kehidupan dengan baik . Jika
anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut, anda tentu saja
tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya sementara mereka tidak.
Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka,
sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk
diajak bicara.
12. Tampil
dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain –
Umumnya, orang ingin berada di sekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka,
bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda secara konsisten memiliki tingkat
energi yang lebih rendah daripada orang lain, mereka secara alami akan menjauh
dari Anda menuju seseorang yang lebih energik. Untuk mencegah hal ini terjadi,
secara konsisten tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda
memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa
lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda
terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti
tidak berdaya. Energi dan gairah yang tepat akan membangun antusiasme mereka.
13. Sebut
nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka – 
nama
seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi
mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda katakan nama seseorang,
namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat terbantu dengan
cara anda berlatih mengatakan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai
anda merasakan adanya emosional yang kuat. Ketika anda menyebutkan nama mereka
lebih menyentuh dibanding orang lain yang mereka kenal, mereka akan menemukan
bahwa anda lah yang paling berkesan.
14. Tawarkan
untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – 
Ada
beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk memajukan persahabatan kita dengan
seseorang: tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika
orang tersebut tidak menerima tawaran kita, mereka akan tetap tersanjung bahwa kita
ingin mereka menjalani persahabatan ke tingkat yang lebih dalam. Di satu sisi,
mereka akan memandang kita karena kita memiliki keberanian untuk membangun
persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan.
Komentar
Posting Komentar