Humanisme
Rd. Adityawarman
 
S: Sagung Alit Satyari
Mengutip dari pendapat Michael Barnett:
     “Humanitarianism
is generally understood as assistance that occurs in the context of disaster;
consequently, it is most readily applied to emergency relief and post-conflict
recovery.”
Humanitarianisme
diambil dari kata humanitarian yang selalu mengacu tentang seseorang yang
mempromosikan kesejahteraan manusia dan reformasi sosial. Humanitarian lebih
memfokuskan tentang tindakan seseorang dalam kegiatan kemanusiaan atau yang
lebih dikenal dengan tindakan kemanusiaan. Maka dari itu, humanitarianisme
adalah “-isme” atau pandangan mengenai aksi dan tindakan kemanusiaan, dimana
dalam membahas isu-isu tentang kemanusiaan, erat kaitannya dengan tindakan
nyata yang harus dilakukan untuk menjunjung nilai dari kemanusiaan itu sendiri.
Dalam misi
bantuan kemanusiaan atau humanitarian
action, pada masa awal pasca Perang Dingin, negara masih cenderung
melakukan humanitarian intervention pada
negara-negara yang mengalami kasus kemanusiaan akibat perang. Tetapi dalam
perjalanannya, bantuan kemanusiaan mengalami evolusi, mengingat aktor
internasional telah mengalami perluasan dengan munculnya berbagai aktor
non-negara seperti organisasi internasional (OI), NGO, INGO, dan masih banyak
lagi. Dan perkembangan organisasi – organisasi tersebut mempengaruhi banyak
aksi kemanusiaan di dunia.
Krisis
kemanusiaan yang meningkat di masa pasca perang dingin menyebabkan para
organisasi harus menyesuaikan strateginya untuk melakukan pendekatan dalam misi
kemanusiaan. Walaupun sama-sama memiliki prinsip dasar kemanusiaan, sebenarnya
secara operasional baik NGO maupun OI yang bergerak dalam bidang kemanusiaan
memiliki tipologi dan tradisi yang berbeda, dimana empat tipologi tersebut
terdiri atas tipologi Wilsonian,
Dunantist, Faith – Based, dan Solidarist.
Diantara keempat
tipologi tersebut, tipologi Faith – Based
adalah yang paling tertua karena berdasarkan atas ajaran agama dan bantuan yang
diberikan oleh organisasi bertipologi ini berbentuk pelayanan amal. Tipologi
ini juga menggabungkan nilai-nilai agama dalam misi bantuan mereka. Contoh dari
tipologi ini adalah Organisasi World Vision.
Tipologi selanjutnya adalah dua tipologi yang
bertolak belakang tetapi paling banyak digunakan oleh sebuah organisasi,
tipologi ini adalah tipologi Dunantist dan Wilsonian. Tipologi Dunantist adalah
salah satu tipologi yang diperkenalkan oleh Henry Dunant sejak ia membentuk
Palang Merah Dunia sebagai gerakan kemanusiaan yang bertujuan untuk melindungi
masyarakat sipil yang terkena dampak perang. Tipologi ini  
menggunakan
pendekatan tradisional dimana dalam menangani kasus-kasus humanitarianisme,
Dunantist berprinsip bekerja secara netral dan independen sehingga tidak
melibatkan peran Negara. Berbanding terbalik dengan tipologi Wilsonians,
tipologi ini mencirikan kebanyakan organisasi AS. Tipologi yang berasal dari
mantan presiden AS yaitu Woodrow Wilson ini melihat kompatibilitas dasar antara
tujuan kemanusiaan dengan kebijakan luar negeri. Jika Dunantist bergerak secara
independen dan lepas dari campur tangan pemerintah, Wilsonians justru cenderung
bekerja dalam kemitraan dengan pemerintah dan bersedia menggabungkan antara
kebijakan luar negeri dengan kegiatan bantuan kemanusiaan. Organisasi yang
mengadopsi tipologi ini menganggap bahwa diri mereka merupakan perpanjangan
tangan dari pemerintah.
Tipologi
terakhir adalah Solidarist. Tipologi ini menolak sikap netral dalam humanitarian actions. Mereka cenderung
membantu kelompok-kelompok tertentu, seperti saudara-saudara mereka yang
seagama atau sebangsa saja
Komentar
Posting Komentar