Terorisme
Terosisme bukanlah isu yang baru-baru ini berkembang
pada masyarakat. Sejak jaman dahulu terorisme sudah berkembang dan selalu dikaitkan
degan agama. Seperti orang-orang Zelot, kaum Yahudi yang menentang pendudukan Roma
atas Palestina pada abad pertama Masehi, terorisme yang dipraktekkan oleh
Assassins,yaitu muslim Syiah yang membunuh orang-orang yang menolak islam versi
mereka pada abad ke sebelas. Maka dari itu, masalah terorisme yang sudah ada
dari zaman daluhu hingga saat ini.
Pada era
masa kini, isu teroris menjadi permasalahan yang hangat untuk dibicarakan, apa
lagi setelah peristiwa yang menggemparkan dunia, yaitu pengeboman gedung WTC
pada tahun 2001 di Amerika Serikat. Kemudian setelah peristiwa itu, hampir
semua negara-negara di seluruh dunia menyatakan perang terhadap terorisme
khususnya Amerika Serikat. Negara-negara mulai memberikan perhatian khusus
terhadap terrorisme. Pembentukan kebijakan baru, Peningkatan keamanan negara,
memperkuat militer, semua itu dilakukan negara-negara untuk mengantisipasi
tindakan terorisme yang berkembang dikalangan masyarakat.
Masalah
idealisme selalu dijadikan alasan oleh pelaku tindak terorisme untuk melakukan
aksinya. Tujuan utama dari pelaku terorisme tersebut adalah untuk mendapatkan
kekuasaan dan pengaruh yang diciptakan dengan cara-cara yang anarkis. Oleh
katena itu, tindakan mereka selalu ditentang oleh seluruh masyarakat dunia
karena selalu menimbulkan kerusakan, korban jiwa.
Pengertian Terorisme
Pengertian Terorisme
Secara etimologis kata terorisme
mengandung arti”menakut nakuti”. Kata tersebut berasal dari bahasa latin, yaitu
terrere yang artinya menyebabkan ketakutan. Seperti telah disinggung sebelumnya
istilah tersebut pada awalnya di pergunakan dalam pengertian politik sebagai
serangan terhadap tekanan sipil selama rezim tero pada masa revolusi Prancis.
Sementara itu menurut Alan Bullock dalam the “fountana dictionary of modern
tought” bahwa terorisme adalah: penggunaan cara cara intimedasi secara pakasa
dan sistematik untuk kepentingan tertentu. Dimana cara cara tersebut dipakai
untuk menciptakan akan mengkondisikan iklim ketakutan dan trauma dalam suatu
kelompok masyarakat yang lebih luas serta lebih dari korban kekerasan. (Ath-Thoriq, 2007)
Dan definisi dari teroris sendiri
Terorisme adalah tindakan yang menggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan,
atau tekanan dan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang atau
masyarakat secara meluas, mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan atau peradaban
bangsa mengancam pemerintah dan negara atau menghancurkan tatanan perdamaian
dunia, menyebarkan dan menganjurkan
kebencian serta menimbulkan korban manusia yang bersifat massal, dengan cara
merampas hak asasi manusia atau kemerdekaan hidup atau hilangnya nyawa manusia
dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran
terhadap objek-objek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas
publik atau fasilitas Internasional dan merupakan kejahatan luar biasa terhadap
kemanusiaan (S. Endriyono S.I.P, 2005)
Perkembangan Terorisme
Perkembangan Terorisme
Pertama kasus terosisme yang
terkenal pada era dahulu adalah orang-orang Zelot , kaum Yahudi yang menentang
pendudukan Roma atas Palestina pada abad pertama masehi. Membunuh orang-orang
Roma pada siang hari dalam rangka menakuti penguasa Romawi. Kemudian Assasins,
yaitu muslim militant abad ke sebelas yang membunuh orang-orang yang menolak
mengadopsi islam versi mereka.
Revolusi Perancis, negara
menggunakan terorisme terhadap musuhnya yang actual, imajiner, atau
potensial.”Teror” kata revolusioner Perancis Maximilien Robespierre (1758-1794)
pada 1794. Ironisnya pada akhirnya, Robespierremenjadi korban guillotine dimana
ia dieksekusi tanpa melalui pengadilan. (Rafferty, 2012)
Lenin (1870-1924) Pemimpin Rusia,
menggunakan terorisme sendiri setelah
Revolusi Bolshevik Rusia tahun 1917 dan bertanggung jawab untuk
melancarkan terror merah melawan musuh-musuhnya. Metode terosis yang digunakan terhadap
semua kelas social terutama kepada petani yang menolak menyerahkan padi kepada
pemerintah Soviet. (Rafferty, 2012)
Dan juga teror-teror yang terjadi
pada abad ke 20 ini menyebabkan kekacauan yang cukup berat seperti: pemboman
klub malam di Bali (Agustus 2003), penghancuran New York World Trade Towers ( September
2001) dan lain sebagainya. (Rafferty, 2012)
Jaringan Al-Qaedah dan
Osama bin Laden
Al-Qaedah atau Al-Qaidah “bahasa arab” seperti dalam
Bahasa Indonesia “kaidah” artinya “ketentuan” . Al-Qaedah bertujuan untuk
menegakkan “ketentuan Allah”, menegakkan yang ma’ruf dan melawan kemungkaran.
Al-Qaedah disusun sebagai suatu organisasi
sebagai “jaringan dari jaringan-jaringan” . Karena Osama bin Laden pendiri Al-Qaedah
adalah seorang magister dalam administrasi bussines dari King Abdul Aziz
University di Jeddah. (Ath-Thoriq, 2007)
Al-Qaedah secara resmi diproklamasikan oleh Osama
pada Agustus 1988. Sejak itu, nama Osama disejajarkan dengan nama-nama besar
dalam dunia terror. Kesuksean besar yang diraih oleh Al-Qaedah adalah pemboman
penghancuran New York World Trade Towers pada tanggal 11 September 2001. Dan
pencapaian yang sebelumnya adalahpemboman Kedaulatan Besar Amerika Serikat di
Kenya dan Tanzania pada 7 Agustus 1998. Sejak saat itu, kepala Osama dihargai
10 juta dollar AS oleh FBI. Kemudian sasaran yang di tuju oleh Al-Qaeda adalah
simbol-siombol kekuatan politik sekuler. (Ath-Thoriq, 2007)
Penanganan Terorisme
Terorisme menjadi tantangan yang hadir pada
masyarakat. Tidak seperti ancaman militer, terorisme tidak punya basis
konvensional dan lokasi, serta mereka sulit dibedakan dari masyarakat. Maka
dari itu, sangat sulit untuk melindungi, mencegah,dari penculikan, serangan
bersenjata, serta bom kendaraan maupun
serangan bunuh diri. Untuk itu, cara – cara untuk melawan atau mencegah
terorisme adalah: (Heywood, 2011)
1. Memperkuat keamanan negara
2. Penekanan militer
3. Kesepakatan politik
Memperkuat
keamanan negara
Negara – negara seperti israel, srilanka, spanyol,
dan inggris melakukan kampanye ketat berbasis nasional. memperketat keamanan
negara yang didasari melalui undang – undang darurat yang diberlakukan. Namun,
peristiwa 11 september dan serangan terorisme ditempat tempat seperti Bali,
Madrid, dan London mendorong negara – negara untuk merevisi dan memperkuat, dan
pengaturan negara. Konteks demokrasi dan globalisasi memberi keuntungan bagi
pelaku teroris. Masyarakat liberal demokrasi yang unik rentan terhadap ancaman
teroris karena melindungi hak – hak individu dan kebebasan. Globalisasi
menciptakan aktor – aktor non negara seperti kelompok teroris untuk mengatur
lingkup yang cukup dan menggunakan pengaruhnya. Untuk itu negara memperkuat
keamanan dengan memperluas kekuatan hukum. Misalnya, negaramengontrol arus
keuangan global, memperketat pengaturan migrasi, pengendalian dan pengawasan
populasi negara. Pada saat ini kekuatan untuk menahan serangan teroris telah
ditingkatkan, misalnya : Amerika Serikat pada Patriot Act (2011) memungkinkan
penahanan tanpa batas waktu imigran. (Heywood, 2011)
Dalam kasus lainnya, langkah – langkah keamanan
negara memiliki karakter ekstralegal. Pemerintah Bush di Amerika serikat
mengambil tindakan ekstrem, diantaranya
Mendirikan camp tahanan guantanamo. Tersangka teroris yang ditahan itu
tunduk pada otoritas pengadilan militer. Tabggapan keamanan terhadap terorisme
memiliki dua kunci, yaitu: (Heywood, 2011)
1. Terorisme sangat berbahaya bagi
kebebasan liberal demokrasi yang mencoba untuk memerangi terorisme.
2. Langkah – Langkah terorisme dapat
menyebabkan ketidak produktivan karena
mereka muncul unuk menargetka kelompok – kelompok tertentu ( kaum muda
dan laki – laki muslim )
Penekanan
militer
Penekanan dalam melawan teroris dalam beberapa tahun
terakhir in iterkait dengan “ perang melawan teror ”. tanggapan militer untuk
melawan teroris didasari pada dua strategi yang saling melengkapi satu sama
lainnya, yaitu: (Heywood, 2011)
1. Upaya yang dilakukan teroris didukung
oleh rezim yang sebelumnya memberi mereka bantuan. Seperti yang dilakukan
melalui penggulingan rezim taliban di afganistan pada tahun 2001. Meskipun pada
waktu itu,pemberantasan terorisme diduga sebagai dalih untuk menggulingkan
saddam hussein pada thun 2003
2. Memulai serangan langsung pada camp –
camp pelatihan teroris dan pemimpin teroris. Dengan demikian, serangan udara
Amerika serikat yang diluncurkan sasaran teroris di afghanistan dan sudan pada
tahun 1998 sebagai pembalasan atas pemboman kedaulatan besar Amerika serikat di
kenya dan tanzania. Osama bin laden dan pemimpin al – qaeda diserang di
afghanistan pada akhir 2001 di kompleks gua Tora Bora di afghanistan.
Menrut komandan militer berpendapat bahwa terorisme
dan pemberontakan hanya dapat ditekan dan dikurangi pada tingkatan yang lebih
sedikit, tetapi terorisme dan pemberontakan tersebut tidak bisa diberantas
sampai ke akar – akarnya. (Heywood, 2011)
Kesepakatan
politik
Pada akhirnya politik menjadi salah satu solusi
dalam masalah terorisme dalam arti sebagian besar kampanye pemberantasan
teroris memiliki akhiran politik. Dari waktu ke waktu tokoh utama dalam
menggerakkan teroris tertarik pada kehormatan dan politik konstitusional.
Namun, pemerintah juga telah melakukan strategi yang dirancang khusus untuk
mendorong pelaku terorisme meninggalkan kekerasan politik dengan melakukan
proses diplomasi dan negosiasi. Misalnya, kesediaan untuk terlibat politik
dengan IRA untuk sementara waktu, memberikan dasar untuk mengakhiri Republik terorisme
di Irlandia Utara. Proses ini menyebabkan terjadinya perjanjian Belfast 1998. (Heywood,
2011)
Namun, ide untuk menaggulangi terorisme dengan
membuat penawaran politik dengan pelaku teroris, dengan menyetujui tuntutan mereka,
juga menuai berbagai kritik. Pendekatan politik yang paling efektif dalam kasus
terorisme nasionalis, dimana penawaran dapat dilakukan melalui hal – hal
seperti pembagian kakuasaan, otonomi politikdan bahkan kedaulatan. Islamis
terrorism mempunyai pendekatan lain diluar jangkauan solusi politik. Jalan
damai dan negosiasi tampak tidak menarik bagi kelompok – kelompok teroris
seperti di afghanistan, balkan, somalia. (Heywood, 2011)
Terorisme adalah tindakan yang
menggunaan kekerasan atau ancaman kekerasan, atau tekanan dan menimbulkan
suasana teror atau rasa takut terhadap orang atau masyarakat secara meluas, mengabaikan
nilai-nilai kemanusiaan atau peradaban bangsa mengancam pemerintah dan negara
atau menghancurkan tatanan perdamaian dunia,
menyebarkan dan menganjurkan kebencian serta menimbulkan korban manusia
yang bersifat massal. Kemudian dari peristiwa-peristiwa terorisme yang ada dari
jaman dahulu hingga sekarang kita bisa mengambil beberapa contoh tragedy,
yaitu:
1. Terorisme oleh kaum zelot yahudi, dan
terorisme oleh assasinsoleh kaum syiah.
2. Peristiwa revolusi Prancis pada tahun
1794
3. Kekejaman yang dilakukan oleh Lenin pada
tahun 1917
4. Teror yang dilakukan oleh Osama bin
Laden, seorang peminpin organisasi Al-Qaeda yang menghancurkan gedung WTC
Untuk menekan angka terorisme yang ada,
negara-negara di seluruh dunia dengan serius menyatakan perang kepada
terorisme. Kemudian banyak dari negara-negara yang mengambil langkah pengamanan
terhadap terorisme sebagai berikut:
1. Memperkuat keamanan negara
2. Penekanan militer
3. Kesepakatan politik
Ath-Thoriq, A. K. (2007). Terorisme
dan Kekuasaan (Vol. 1). Tanggerang: Wacana Edukasi Madani.
Heywood, A. (2011). Global
Politics (Vol. 1). United Kingdom: PALGRAVE MACMILLAN.
Rafferty, R. W. (2012). Pengantar
Politik Global (Vol. 1). Bandung: Nusa Media.
S. Endriyono S.I.P, M. (2005). Teroris
Ancaman Sepanjang Masa. Semarang: CV Media Agung.
Komentar
Posting Komentar