SENI TEATER SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN SOLUSI DEGRADASI MORAL ANAK BANGSA DI ERA GLOBALISASI
SENI TEATER SEBAGAI SARANA PEMBENTUKAN KARAKTER DAN SOLUSI
DEGRADASI MORAL ANAK BANGSA DI ERA GLOBALISASI
Penulis:
Rd. Adityawarman
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG MASALAH
   Indonesia terkenal sebagai
negara yang ramah berpenduduk, penuh etika dan sopan santun. Masyarakat masih
menjunjung tinggi tatakrama dalam pergaulan sebagaimana anak bersikap kepada
orang yang lebih tua maupun kepada sesama temannya. Namun seiring berjalannya
waktu dan perubahan cepat dalam teknologi informasi dan komunikasi, dengan ini merubah
sebagian besar masyarakat dunia terutama remaja. Sebagaimana telah diketahui
dengan adanya kemajuan di bidang informasi yang membuat para remaja bahkan
anak-anak terkena dampak buruk. Dengan adanya hal tersebut media telah
menyumbang peran besar dalam pembentukan budaya dan gaya hidup yang akan
mempengaruhui moral anak bangsa. 
Rusaknya moral anak bangsa bukanlah persoalan yang ringan bagi
bangsa ini. Karena mereka adalah bibit-bibit penerus bangsa Indonesia. Moral
remaja yang telah hilang termsuk dalam kenakalan remaja seperti tauran, bolos
sekolah dan bermain game di warnet, tindak kriminalitas dan tidak pedulinya
mereka untuk melestarikan budaya bangsa Indonesia. 
DATA PENGANTAR
Dikutip dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia bahwa pergaulan
bebas sudah menyebar pada sendi-sendi remaja Indonesia. Jika kasus ini
dibiarkan dan tidak ada tanggapan yang serius dari banyak pihak maka ini akan
membahayakan generasi penerus bangsa. Sekali lagi, permasalahan anak buka
sekedar urusan KPAI, KPPA dan Kemensos akan tetapi permasalahan bangsa yang
harus diselesaikan bersama-sama. 
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh KPAI selama bulan Januari
hingga September 2010 dinyatakan 62,7 persen pemudi tidak perawan, 21,1 persen
pernah melakukan aborsi dan 97 persen pernah menonton film porno. Juga survei
yang membuktikan bahwa minimnya pengawasan dari orang tua hanya 50 persen orang
tua yang dapat mengawasi anak-anak yang berusia 10-18 tahun. Anak-anak masih
bisa mengakses game porno bahkan ada anak yang menghabiskan uang hampir 3 juta
rupiah untuk bermain game online dalam dua hari. Dan beberapa tindak
kriminalitas seperti pencurian dan pembunuhan.
URGENSI PERMASALAHAN
Tingginya degradasi moral anak bangsa merupakan masalah yang serius
yang perlu ditanggapi oleh banyak pihak temasuk orang tua dan organisasi
kemasyarakatan. Merosotnya moral anak bangsa dikarenakan ketidak adanya
pengawasan dan pendidikan yang mampu membentengi mental anak-anak. Sehingga
mereka lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkunagan
sekitarnya. Faktor pergaulan dan lingkungan adalah faktor utama yang sangat
mempengaruhi penurunan moral anak bangsa. Faktor ini didukung pula dengan
kemajuan teknologi yang sangat berkemang pesat di era globalisasi. Tanpa adanya
kesadaran yang membentengi perangai anak bangsa, maka dapat dipastikan ia akan
tergelincir ke ranah pergaulan yang negatif.
Untuk mennggapi hal tersebut, perlu diadakannya pendidikan karakter
yang mengarahkan mereka kepada nilai-nilai yang luhur. Jika dibiarkan dan tidak
ada yang menanggapi hal ini, maka generasi penerus bangsa akan hancur dan
bangsa ini akan mengalami krisis kepemimpinan. Dengan keadaan yang seperti ini
Indonesia akan mengalami kesulitan dalam pengembangan dalam negeri khususnya di
bidang SDM, karena anak-anak bangsa krisis akan moral. 
TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan ini adalah membuktikan bahwa seni teater dapat
membentuk karakter anak bangsa dan sebagai solusi degradasi moral di era
globalisasi. Dengan teater anak-anak akan terbentuk karakternya dan akan menciptakan
perilaku yang baik, karena dari teater anak-anak akan mempelajari pendalaman
karakter dengan mempelajari peran yang dimiliki. Melalui teater anak-anak juga
dapat mengisi waktu kosong mereka dengan kegiatan yang positif. Dalam teater
akan timbul rasa kekeluargaan, kasih sayang dan kepedulian antar sesama yang
akan membentuk mental anak bangsa dengan lebih baik karena ini bukan sekedar
teori akan tetapi sebuah praktik nyata dan berkala yang dapat membangun
karakter anak bangsa.
Dengan adanya teater sebagai sarana untuk pendidikan karakter, maka
akan tercipta lingkungan yang kondusif untuk bergaul. Selain pendidikan karakter
yang didapat dari teater, pelestarian budaya merupakan nilai tambah dari teater
itu sendiri. Anak bangsa akan ikut serta melestarikan budaya Indonesia melalui
teater dan membentuk karakter secara bersamaan. Sehingga akan menciptakan
pribadi yang lebih baik dan menjadi solusi degradasi moral bangsa. 
ISI
DEGRADASI MORAL ANAK BANGSA
Selama beberapa tahun terakhir, masalah kenakalan anak bangsa telah
menjadi masalah pokok yang dihadapi oleh masyarakat. Selain kejadiannya yang
terus meningkat, tindak kenakalannya pun terus meningkat. Kenakalan yang
awalnya sekedar tawuran dan hanya perkelahian antar pelajar, kini semakin
mengarah pada tindakan-tindakan yang tergolong sebagai tindak kriminalitas
seperti pencurian, pemerkosaan, pemakaian narkoba bahkan pembunuhan. 
Dikutip dari Badan Pusat Statistik, tingkat kriminalitas anak
bangsa kian meningkat. Hasil analisis data yang bersumber dari berkas laporan
Penelitian Kemasyarakatan, BAPAS mengungkapkan bahwa tindak pencurian yang
dilakukan oleh anak-anak sebesar 60.0 persen. Selain pencurian tindak kriminal
yang dilakukan anak di bawah umur juga ada seperti pembunuhan dan candu
pornografi. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto
mengatakan, banyaknya kejahatan dan aksi kriminalitas yang dilakukan anak harus
dilihat secara utuh, baik sebagai korban maupun pelaku. Anak sebagai pelaku
kriminalitas lebih banyak dipengaruhi faktor lingkungan yang tidak bersahabat
dan pengaruh media atau teman sekelilingnya. Faktor lingkungan tersebut lambat
laun akan menginspirasi anak untuk meniru. Tayangan televisi yang berisi
pornografi, permainan yang bernuansa kekerasan ikut berpengaruh pada perilaku
anak. Anak akan melakukan yang mereka lihat dan mereka rasakan. Perlu adanya
solusi dari permasalahan tersebut salah satunya dengan pendidikan karakter.
Jika kasus ini terus dibiarkan maka Indonesia akan mengalami krisis SDM untuk
memajukan bangsa ini dan sulit bersaing di ranah internasional karena kualitas
SDM yang buruk.
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Ikhalid Al Raihan (2016) yang
berjudul “Pendidikan Karakter Melalui Pendalaman Puisi Bahasa Arab Al-Qudsu”.
Pada penelitian yang dilakukan ini berupaya untuk mencari hubungan antara
prndidikan karakter dengan pendalaman puisi bahasa arab pada peserta didik.
Dari penelitian ini dihasilkan adanya hubungan positif antara pendalaman puisi
dengan pendidikan karakter murid. Setelah sang murud telah sepenuhnya menjiwai
puisi tersebut, ada perubahan karakter menjadi lebih percaya diri dan berempati
besar terhadap sekelilingnya. 
SENI TEATER SEBAGAI PENDIDIKAN KARAKTER
Penulis merupakan anggota Tim Ilustrasi, Tim Ilustrasi merupakan
salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di Universitas Darussalam Gontor. Tim
Ilustrasi adalah UKM yang bergerak di bidang sastra, seni dan budaya. Banyak
kegiatan dan program kerja  yang telah
Tim Ilustrasi lakukan. Salah satunya adalah pengabdian kepada masyarakat dengan
mengajar di beberapa Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama di daerah
Ponorogo. 
Kami membentuk komunitas teater binaan dari beberapa institusi
pendidikan yang ada di Ponorogo. Tujuannya adalah untuk memperbaiki moral anak
bangsa dan sebagai wujud nyata pelestarian seni dan budaya Indonesia. Melalui
pengabdian masyarkat ini kami melakukan pendidikan karakter dan pembangunan
mental para siswa. Dengan perantara teater, hal tersebut kami realisasikan
dengan perlahan dan bertahap. Dari teater bakat berperan anak akan lebih mudah
terasah dan terbentuklah karakter anak melalui peran yang ia dapat. Komunitas
yang dibina oleh Tim Ilustrasi cenderung lebih berdampak positif pada
pembentukan karakter mereka. Melalui teater mereka dapat mengisi waktu kosong
dengan kegiatan positif, meminimalisir dampak negatif penggunaan media sosial
serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk mengembangkan bakat dan
karakter. 
Terlihat adanya perubahan positif pada anak-anak yang mengikuti
program teater binaan ini. Pribadi anak-anak lebih cepat berpikir kreatif,
dikarenakan setiap teater membutuhkan pembuatan konsep dan alur cerita. Inilah
sisi positif dari teater dalam pembentukan karakter. Dengan dilatih untuk terus
berpikir kreatif dan imajinatif maka anak-anak ini akan menjadi penerus bangsa
yang memiliki kualitas dan kapabilitas dalam hal berpikir kreatif dan inofatif
untuk memecahkan problematika bangsa Indonesia. 
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan dari pembahasan ini bahwa teater merupakan salah
satu pendidikan karakter dan juga solusi dari degradasi moral anak bangsa. Tim
Ilustrasi telah berusaha dengan sepenuh hati dalam mewujudkan cita-cita yang
luhur ini. Dengan teater Tim Ilustrasi terus mendidik anak bangsa menuju
pribadi yang baik dan bermoral demi terciptanya masyarakat yang madani. 
 Hipotesa dari pembahasan ini adalah bahwa seni teater tidak hanya
sebagai hiburan semata, akan tetapi memiliki nilai yang tinggi dalam pendidikan
karakter. Sehingga dengan teater anak bangsa akan lebih condong untuk berpikir
kreatif dan inovatif serta jauh dari tindak kriminalitas yang dapat menghambat
perkembangan generasi muda bangsa ini. Jika pendidikan karakter melalui seni
ini sudah berjalan dan tersebar di Indonesia, maka dapat diharapkan anak bangsa
lebih banyak berkontribusi untuk ikut komunitas teater dan mengisi waktu kosong
dengan mendalami budaya Indonesia. Sehingga terciptalah generasi yang berbudi
luhur serta memiliki kualitas dan kapabilitas dalam berpikir kreatif, yang
nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan bangsa ini menjadi bangsa yang
lebih baik lagi dan dapat bersaing di ranah internasional.
Hipotesa dari pembahasan ini adalah bahwa seni teater tidak hanya
sebagai hiburan semata, akan tetapi memiliki nilai yang tinggi dalam pendidikan
karakter. Sehingga dengan teater anak bangsa akan lebih condong untuk berpikir
kreatif dan inovatif serta jauh dari tindak kriminalitas yang dapat menghambat
perkembangan generasi muda bangsa ini. Jika pendidikan karakter melalui seni
ini sudah berjalan dan tersebar di Indonesia, maka dapat diharapkan anak bangsa
lebih banyak berkontribusi untuk ikut komunitas teater dan mengisi waktu kosong
dengan mendalami budaya Indonesia. Sehingga terciptalah generasi yang berbudi
luhur serta memiliki kualitas dan kapabilitas dalam berpikir kreatif, yang
nantinya dapat digunakan untuk mengembangkan bangsa ini menjadi bangsa yang
lebih baik lagi dan dapat bersaing di ranah internasional. 
Komentar
Posting Komentar