Puisi Kunci Kehidupan
Bagai gagak yang berebut bangkai
Mereka bertengkar,
saling menghujat tak terlerai
Persatuan runtuh, tercerai berai
Hilang sudah harapan bibit tersemai
Pupus semangat persatuan tercapai
Pejabat dengan ego yang merusak
Dengan bangga ia melantunkan
perkataan
“Hanya uang yang membuat semua
urusan lancar”
Hingga kesombongannya memuncak
Ia tak lagi menghiraukan
peringatan yang diberikan
Dan dengan sikapnya ia terbakar
Kaum tani tak berdaya apa apa
Dengan kejam tertelan, tertimbun peradaban
Mereka diam dan bergumam lirih
“tanpa kami kau bukan segalanya”
Tertindas, tergilas, terhempas tak berdaya
Tertatih-tatih berjalan, compang-camping berpakaian
Tinggi
tegap, dada membusung
Bermodalkan
harkat, martabat dan pangkat
Memerintah
atau diperintah? Memimpin atau dipimpin?
Dalih-dalih
menjaga kestabilan dengan senapan
Dengan
kekuatan, ku genggam dunia
Dengan
pangkat ku raih, ku ambil segalanya
Secerca cahaya dari gurun sahara
Lentera kehidupan, pelita dalam kegelapan
Mengajarkan, menunjukkan kepada kebenaran
Dengan aturan segalanya berjalan, dengan rambu-rambu
semuanya tak rarus ragu
Berpegang teguh pada ajaran yang diberikan
Ikuti... teliti... taati... ia adalahi kunci kehidupan
Komentar
Posting Komentar