Puisi Kesenangan dan Agama

Di tengah hiruk piruk kebisingan zaman modern
Memandang bukit, langit, matahari yang retak
Menatap malam, bulan, jiwa yang tercabik, terbenam kelam
Ketika para remaja layu, termengu, terbujur kaku
Padahal taufan bersiap mengamuk, menyapu, tanpa ragu
Sekeping nafas, raga dan jiwa
Meradang haus dan kelaparan
Meronta saat tangan-tangan kasar itu merenggut habis
Tempatnya bergantung mencari sesuap nasi
Sementara riuh rendah perlawanan
Seorang anak kecil menengadah ke langit dan bergumam lirih
“wahai langit... apa salah kami???”
Keadaan kembali sunyi.. senyap..
Lalu lalang manusia tak sedikitpun memberi harap keadaan akan berubah
Di saat kesenangan kaum bangsawan, menjadi prioritas kehidupan
Pihak pertahanan luluh tanpa perlawanan
Dengan materi, mereka tunduk, demi mempertahankan jabatan
Menyebabkan ketidaksinambungan keadilan
Hukum tajam ke bawah, tumpul ke atas, semuanya demi kesenangan
Sedang, mereka lupa akan agama
Mereka lupa... lupa... lupa... bahwa mereka di bawah pengawasan Allah
Dunia ini aneh... lebih mengutamakan kepentingan kaum bangsawan
Demi harta, tahkta, jabatan, kesenangan, mereka menghalalkan segala cara
Lantas, bagaimana nasib kaum tani dan rakyat jelata?
Bagaimana kelanjutan pendidikan bagi anak-anak tak berdaya?
Dunia ini lebih mengutamakan kesenangan dan melupakan nilai-nilai agama
Hingga pada akhirnya semua tersimpul pada sebuah harmoni
Harmoni azab dan laknat
Azab dan laknat bagi para penjual syahadat dengan pangkat
Azab dan laknat bagi para pejabat syahwat
Azab dan laknat bagi masyarakat yang akhlaknya berkarat
Kesenangan diprioritaskan... sedang agama terlupakan
Ini kah tatanan dunia modern? Ini kah yang disebut peradaban?
Seorang kakek duduk ktermenung dan berkata pada dirinya
“Yaa.. Allah... kembalikan agama kami...
Kembalikan kehidupan ketaatan kami kepada-Mu..
Guna menciptakan perdamaian yang suci”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengaruh Reog Terhadap Masyarakat Ponorogo

Review Film Battle in Seattle

Keterampilan Berkomunikasi dan Bernegoisasi